Halaman


Glitter Words

Senin, 10 Maret 2014

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A.    LAPORAN KEUANGAN

1.      Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
a.       Laporan Neraca
  1. Laporan laba rugi
  2. Laporan perubahan modal
  3. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
  4. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
2.      Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan biasanya dipakai oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan, antara lain :
a.       Investor
  1. Karyawan
  2. Pemberi Pinjaman
  3. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
  4. Pelanggan
  5. Pemerintah
  6. Masyarakat Luas
3.      Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan agar kauangan dalam perusahaan menjadi lebih transparan, dan dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan  ekonomi perusahaan oleh pihak-pihak terkait seperti yang tercantum diatas.

4.      Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
  1. Dapat Dipahami
  2. Relevan
  3. Keandalan
  4. Dapat diperbandingkan


5.       Sifat Laporan Keuangan
Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan histories dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

B. ANALISIS KEUANGAN

Kekuatan perusahaan harus dipahami jika hendak dimanfaatkan dengan tepat dan kelemahan perusahaan harus dikenali jika hendak dilakukan perbaikan. Laporan Keuangan yang baik adalah laporan Keuangan yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan publik.
Jenis-jenis pendapat yang biasanya akuntan sampaikan terhadap laporan keuangan meliputi :
1. Pendapat wajar
2. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
3. Pendapat tidak wajar (Adversed Opinion)
4. Tidak ada pendapat (Disclaimer Opinion)

1.      Analisis keuangan
Analisa keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
  • Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
  • Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
  • Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
  • Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
  • Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan
2.      Tujuan analisa keuangan
Analisa keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
  1. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
  2. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
  3. Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
  4. Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
Analisa keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilitas , profitabilitas, pertumbuhan usaha.
  • Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
  • Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika serta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan ini adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisa keuangan dimana statistik masa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
  • Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dalam industri sejenis.
3.      Keterbatasan Laporan Keuangan
Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
a.       Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final.
b.      Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
c.       Adanya pengaruh daya beli uang berubah Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
d.      Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
e.       Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
f.       Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak- pihak tertentu.
g.      Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran – taksiran dan berbagai pertimbangan.

4.  Analisis Rasio
Dari laporan keuangan yang telah dihasilkan, perusahaan perlu membuat intrepretasi atau analisis finansial dengan maksud untuk mendapatkan gambaran perkembangan perusahaan tersebut. Salah satu ukuran yang banyak digunakan dalam melakukan interpretasi laporan keuangan adalah analisa 'ratio' yang dapat menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Terdapat banyak sekali rasio finansial yang digunakan perusahaan karena rasio keuangan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.
Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang bisa digunakan untuk menganalisis perkembangan finansial perusahaan.

5. Jenis-jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas
, adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajiban atau hutang-hutang jangka pendeknya. Ada beberapa rasio yang masuk dalam kelompok Rasio Likuiditas.

b. Current Ratio, menunjukkan jumlah kewajiban lancar yang dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Semakin tinggi hasil perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current Ratio = (Kas + Surat Berharga) : (Kewajiban Lancar)

c. Quick Ratio
Mengukur apakah perusahaan memiliki asset lancar (tanpa harus menjual persediaan) untuk menutup kewajiban jangka pendeknya, semakin baik kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya.

Quick Ratio = (Aktiva Lancar - Persediaan) : (Kewajiban Lancar)

d. Working Capital to Total Asset Ratio, mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto).

Working Capital to Total Asset Ratio = (Aktiva Lancar - Kewajiban Lancar) / (Total Aktiva

e.       Rasio Rentabilitas, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Yang termasuk dalam kelompok Rasio Rentabilitas adalah :

f.       Gross Profit Margin, menunjukan berapa persen keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk. Dalam kondisi normal, Gross Profit Margin semestinya positif karena menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barang diatas harga pokok. Bila negatif, itu berarti perusahaan mengalami kerugiaan.

Gross Profit Margin = (Laba Kotor) : (Penjualan)

g.      Net Profit Margin, menunjukan tingkat keuntungan bersih (setelah dikurangi dengan biaya-biaya) yang diperoleh dari bisnis atau menunjukan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya.

Net Profit Margin = (Laba Setelah Pajak) : (Penjulan)


NAMA : NELA INDAH PRATIWI 
NPM : 45211123
KELAS : 3DA01
UNIVERSITAS GUNADARMA